Fungi (jamur) dan kesehatan manusia


Fungi (jamur) dan Kesehatan Manusia

Fungi merupakan kelompok organisme eukariotik, yaitu organisme yang inti selnya telah memiliki membran. Meskipun fungi dianggap menyerupai tumbuhan, sesungguhnya sangat berbeda dari tumbuhan. Dinding sel fungi berbeda dari dinding sel tumbuhan dalam hal komponen utama pembangun dinding sel. Dinding sel tumbuhan dibangun oleh selulosa, sedangkan dinding sel fungi tersusun atas kitin dan glukan. selain itu, fungi tidak memiliki klorofil sehingga tidak dapat melakukan fotosintesis, karena fungi membutuhkan senyawa organik sebagai sumber nutrisi. Berbeda dengan tumbuhan yang merupakan organisme autotrof, fungi merupakan organisme heterotrof yang memperoleh nutrien melalui penyerapan (absorpsi). Seperti sel eukariot lainnya, sel fungi juga dilengkapi oleh organel eukariot seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, dan sebagainnya.
Sebagian besar fungi merupakan eukariot multiseluler. Walaupun begitu, fungi juga dapat ditemukan dalam bentuk uniseluler. fungi multiseluler dapat membentuk struktur berupa filamen (benang) yang disebut hifa atau berupa tubuh buah.
Fungi memiliki peran penting dalam kesehatan manusia, karakteristik dan aktivitas hidup fungi dapat memberikan dampak positif (menguntungkan) maupun dampak negatif (merugikan) bagi kesehatan manusia. 

1. Jamur yang menguntungkan terhadap kesehatan manusia
    Berikut ini adalah jenis-jenis jamur yang memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia,            yaitu :
  a. Beberapa jenis fungi berperan sebagai bahan obat-obatan dan penghasil antibiotik, seperti Ganoderma sp. (jamur kayu) dan Penicillium notatum. Usnea berbata dan usnea dasypoga merupakan lichen yang berperan sebagai bahan obat karena mengandung asam usnin.
  b. Cordyceps sinensis atau jamur ulat dapat digunakan sebagai tonik untuk memulihkan dan meningkatkan stamina tubuh.
   c. Trichoderma polysporum dan cylindrocarpon lucidum menghasilkan metabolit sekunder berupa cyclosporin A yang berfungsi sebagai imunosupresan. Imunosupresan diberikan kepada pasien transplantasi untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ baru dan kepada penderita penyakit autoimun seperti lupus.
  d. Claviseps fusiformis dan c. paspalii menghasilkan ergot alkoloid yang digunakan sebagai obat migrain karena dapat meningkatkan vasodilator sehingga tekanan darah dapat turun.
  e. Aspergillus terreus dan phoma sp. menghasilkan senyawa statin yang dapat menurunkan kadar LDL (low density lipoprotein) dalam darah sehingga dapat menghilangkan penyumbatan dalam pembuluh darah.

2. Jamur yang merugikan terhadap kesehatan manusia 
   Selain dampak positifnya, jamur dapat hidup dalam tubuh manusia dan menimbulkan penyakit. Penyakit jamur pada manusia disebut mikosis dan dapat terjadi karena reaksi alergi (hipersensitivitas) terhadap spora atau hifa jamur, toksin yang dihasilkan jamur, dan infeksi. berdasarkan jaringan yang diinfeksinya, mikosis terbagi menjadi :
     a. Mikosis kutan atau superfisial, infeksi yang terjadi terbatas pada permukaan kulit, kuku, dan rambut. beberapa jenis mikosis kutan antara lain sebagai berikut :
  • Tinea pedis (penyakit kaki atlet/Athlete's foot). mikosis ini disebut demikian karena banyak menyerang kaki para atlet yang lembab akibat lama menggunakan sepatu. mikosis ini terjadi akibat infeksi jamur superfisial yang keronis mengenai kulit, terutama kulit di sela-sela jari kaki.penyebabnya adalah Trichophyton sp.
  • Tinea capitis merupakan infeksi jamur pada kulit kepala (ketombe) dan rambut kepala. mikosis ini disebabkan oleh jamur Microsporum sp. dan Trichophyton sp. gejalanya adalah rambut yang terkena tampak kusam, mudah patah, dan bagian yang terkena infeksi akan timbul kebotakan. pada infeksi yang berat dapat menyebabkan edemotous dan bernanah.
  • Tinea versicolor (panu) merupakan mikosis superfisial dengan gejala berupa bercak putih kekuning-kuningan disertai rasa gatal, biasanya pada kulit dada, bahu punggung, leher, dan perut bagian atas. penyakit ini disebabkan oleh jamur Malassezia furfur.
    b. Mikosis subkutan, infeksi pada jaringan kulit yang lebih dalam, meliputi jaringan subkutan, jaringan penghubung, dan tulang. Mikosis ini lebih banyak terjadi di daerah tropis. contohnya sporotrichosis yang disebabkan oleh genus sporothrix.

    c. Mikosis sistemik, infeksi yang terjadi pada organ internal. jamur penyebab infeksi masuk melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, ataupun saluran intravena. Contohnya histoplasmosis yang disebabkan oleh histoplasma capsulatum, candidiasis yang disebabkan oleh candida albicans, aspergillosis (infeksi pernapasan)  yang disebabkan oleh candida albicans, aspergillosis (infeksi pernapasan) yang disebabkan oleh Aspergillus fumigatus, dan cryptococcosis yang disebabkan oleh Cryptococcus neoformans. 
Selain menyebabkan penyakit infeksi, beberapa jenis jamur juga dapat menyebabkan keracunan karena toksin yang dihasilkannya. toksin atau racun jamur disebut mikotoksin. Jamur yang mampu menghasilkan mikotoksin antara lain aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoksin. Racun ini bersifat karsinogenik, yaitu memicu timbulnya sel kanker. Aflatoksin dapat ditemukan pada biji-bijian, misalnya kacang tanah dan jagung, yang tidak tersimpan baik. Penicillium sp. dan Aspergillus ochraceus diketahui mampu menghasilkan okratoksin yang bersifat meracuni ginjal (nefrotoksik). okratoksik terdapat pada minuman yang telah terkontaminasi, seperti anggur (wine) dan bir. berbagai jamur termasuk jamur bertubuh buah (mushroom) juga dapat menghasilkan toksin yang mengakibatkan halusinasi, mual, muntah, bahkan kematian.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

organ dan sistem organ pada hewan